art is what you can get away with

Rabu, 10 November 2010

Basic Lesson of PHOTOGRAPHY (4)

Basic Lighting

Fotografi artinya melukis dengan cahaya. Makanya buat dapet hasil foto yang bagus, proses masuknya cahaya harus tepat dan diatur dengan baik. Teknik pencahayaan termasuk faktor utama yang penting untuk menghasilkan gambar berkualitas.

Triangle (Diafragma, Rana/speed, ASA/ISO)
1. Diafragma
          Untuk hasil foto yang baik, butuh cukup cahaya. Pengaturan cahaya dilakukan dengan mengontrol bukaan diafragma pada kamera. Diafragma merupakan komponen lensa yang mengatur intensitas cahaya yang masuk ke kamera. Diafragma merupakan komponen lensa yang mengatur intensitas cahaya yang masuk ke kamera. Diafragma lensa biasanya membentuk lubang mirip lingkaran atau segi tertentu. Diafragma ini mirip banget sama fungsi pupil pada mata manusia. Besar-kecilnya bukaan diafragma ditentukan oleh angka-angka. Makin kecil angkanya berarti makin banyak cahaya yang tertangkap kamera. Nah ketika kamu buka diafragma sebesar mungkin, maka background dari objek yang kamu foto akan semakin blur. Tapi ketika kamu buka diafragma sekecil mungkin, maka background akan semakin tajam. Dalam dunia fotografi, diafragma juga sering disimbolkan dengan huruf "f". Contoh angka diafragma : 1.2, 1.8, 2.0, 2.8, 3.5, 5.6, 8, 11, 16, 22, 32.

2. Rana (speed)
        Selain mengatur pencahayaan yang masuk melalui diafragma, dibutuhkan juga pengaturan rana (speed) untuk hasil foto yang baik. Speed adalah gerakan tirai yang membuka-menutup sesuai angka yang dipilih pada tombol kecepatan. Kecepatan ini diibaratkan seperti kelopak mata manusia. Kalau terbuka berarti manusia bisa melihat karena cahaya masuk, sebaliknya kalau mata menutup. Rumusnya adalah "makin tinggi kecepatan membuka atau menutupnya rana (angkanya maikn kecil), makin sedikit cahaya yang bisa masuk ke dalam kamera dan sebaliknya.  Nah efeknya, bergerak cepat akan terekam diam (freeze). Begitu juga sebaliknya, makin lambat rana membuka dan menutup maka objek yang bergerak akan menjadi kabur. Contoh ukuran rana (speed) dari lambat ke cepat : 30 detik, 15 detik, 10 detik, 5 detik, 1 detik, 1/2 detik, 1/15 detik, 1/50 detik, 1/100 detik, 1/200 detik, 1/500 detik, 1/1000 detik, dll.

3. ASA/ISO
          ASA/ISO merupakan ukuran kepekaan sensor digital kamera terhadap cahaya. Makin tinggi ASA/ISO, maka makin peka sensor digitalnya terhadap cahaya. Artinya makin sedikit cahaya yang dibutuhkan untuk mengambil gambar. Jadi dalam kondisi low light pun kita bisa memotret dengan baik. Sebaliknya makin rendah ASA/ISO, maka makin gapeka sensor digital tersebut terhadap cahaya. Artinya makin banyak cahaya dibutuhkan untuk membuat sebuah gambar, sehingga kalau low light kita gabisa memotret dengan baik karena beresiko shoking karena kurang cahaya. Tinggi/rendahnya ASA/ISO juga berpengaruh ke kualitas gambar. Makin tinggi ASA/ISO maka foto akan maikin grainy atau berbintik. Tapi makin rendah ASA/ISO yang digunakan, foto akan makin tajam dan baik kualitasnya. Contoh ASA/ISO : kategori rendah 25, 50, 100, 200, 400. kategori tinggi : 800, 1000, 2000, 3200.

Lighting Combination
   Nah sekarang kamu tahu 3 unsur penting dalam basic lighting. Sebelum memotret, kombinasikan 3 unsur itu dengan light meter di kamera. Usahakan agar foto dalam keadaaan normal exposure. Jangan over exposure atau under exposure. Tentukan dulu konsep foto. Bila mau memotret objek diam dengan latar blur dalam kondisi terang, tentukan ASA/ISO dulu, lalu tentukan diafragma. Setelah itu lihat lightmeter, apakah cahayanya over atau under exposure. Contoh : ASA/ISO 100 (karena kondisi cahaya terang), f 1.8, speed 1/100. Ternyata light meter membaca cahaya yang masuk berlebih atau over exposure, maka kamu harus merubah speed-nya lebih cepat jadi 1/200 hingga makin sedikit cahaya yang masuk. Tapi bila light meter membaca kurang cahaya atau under exposure, maka kamu bisa merubah speednya jadi 1/50, lebih lambat agar cahaya lebih banyak masuk. Kalau mau memotret benda bergerak seperti mobil agar terlihat diam di foto, maka kamu harus tentukan ASA/ISO yang ideal untuk kondisi cahaya saat itu. Lalu tentukan speednya, setelah itu lihat light meter apakah over atau under exposure. Contoh : ASA/ISO 100 (kondisi terang di luar ruangan), speed 1/500 (karena objek yang difoto mobil yang cepat maka speed harus cepat), f 3.5. Ternyata under exposure. Maka buka lagi diafragmanya. Misalnya jadi f 2.8. Tapi bila over exposure, tutup diafragmanya agar cahaya yang masuk berkurang, misalnya jadi f 5.6.
Itu hanya contoh saja. Bukan patokan wajib pemotretan. Yang penting, sering-sering praktek hingga tahu kombinasi yang tepat                                                        Sumber : Gogirl Magz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar